Saturday 11 December 2010

Bulan Di Pucuk Gereja

Malam tadi, aku berhasil memergoki bulan bercermin pada kaca gereja.
"Hei, Bulan"  sapaku ramah dari bilik bingkai jendela. 
"Kamu sudah cantik, kenapa masih bercermin?" tanyaku penasaran
"Emmmm...tidak, aku tidak bercermin", ujar sang Bulan
"Lalu?" aku semakin penasaran.
"Sssst...Aku tengah mengintai pria itu." Matanya tajam menatap pria di samping altar yang tengah khusyuk berdo'a.
"ooow...sweet,...U crash on him?" pancingku.
"Tidak...aku punya sedikit urusan dengannya." jawabnya tegas
"Waw...so u come here for business trip, hah?"....
"emhmmm...hahahaha I guess ya." Baru kali ini aku melihat Bulan tertawa. Cantik juga.
"Trus, kenapa pipimu menjadi semerah biji delima?...Grogi?" aku sedikit mengintrogasi
 "Yah, aku sangat grogi." ujarnya
" ...makhluk langit bisa nervous juga..." cetusku 
" Seorang ratu di menara langit menyuruhku memberikan sesuatu pada pria itu. Aku baru menyadari dia setampan itu" 
"hah...u're kidding he's an ordinary lawnmower for this church. How come he has such a sky buddies?"  
"U're wrong. Very wrong. U wont believe until u know what I bring for him.
Kulihat dia mengeluarkan sebuah bungkusan bermotif bintang. "Apa itu?" tanyaku
"something like lover's gift" Bulan menjawab dengan santai
"Ooohhhh....such a coquettish moon." godaku

"Look...once, he was a sky creature. Our queen admired him like insane. Unfortunately, he was ousted due to dirty conspiracy. The sky government has cut his wings harshly and dumped him to this earth.  Now, the queen of Sky has realized the truth. She's dying now. She wanna get him back. She still loves him. Always. " Bulan bercerita dengan sangat lancar. Luar biasa. Dia seperti Oprah Winfrey versi terang.
"Goodness...."...Jadi apa yang kamu bawa untuknya?....

"Sepasang sayap"



Bandung, December 12, 2010
For somebody in somewhere: I just wanna return your wings. I've already noticed that you couldn't be a human. You should be always my guardian angel. No matter how far we are.



No comments:

Post a Comment