Thursday 25 November 2010

Untuk Sahabatku

Aku dan sahabatku


Kau datang pada suatu malam
Berdiri kaku di mulut pintu
Tubuhmu kuyup mengabarkan dingin
Air hujan meretas jejak paras rembulanmu
Kristal-kristal air telah meminang tulang pipimu yang sabit

Aku datang pada suatu malam
Kuseka bekas bulir hujan di wajahmu
Kupintal senyuman termanis serupa kecupan
Kurajut hangat untuk kau dekap
Lalu ku mainkan irama rintik pengantar tidur

Kau pun terlelap pada suatu malam
Aku masih melihat gurat lelah di pelipismu
Bentuknya persis seperti bunga randak kapas kesukaanku
Sungguh, aku tak mampu beranjak
Hingga kau benar-benar bermimpi indah



No comments:

Post a Comment