Thursday 11 November 2010

Antara cacian dan kamuflase

Ini bukan puisi. Ini hanya karangan bebas yang beralur liar. Aku sengaja membiarkan pikiranku bermain sesukanya dengan kata , dengan imajinasi, dengan seonggok benci yang utuh untukmu.Jadi maaf saja kalo kata yang kupilih berloncat-loncat ria tanpa aturan baku, berlarian kesana kemari seperti cheetah yang pantatnya seksi itu.Aku mandatkan kata untuk menyampaikan rasa jijiku pada seorang makhluk.Semoga prosa amatiran ini mewakiliku untuk memcaci kamu. Alasannya cukup logis, karena kamu adalah orang yang kubenci siang ini, malam nanti,dan pagi besok.Tolong catat ini, kamu sungguh tak layak tuhan kasih penis, kamu tak pantas orang sebut laki laki, titel bencong pun masih sangat terhormat untuk pecundang macam kamu, jadi cari saja padanan kata yang paling cocok untuk makhluk menyedihkan sepertimu. Aku sarankan segeralah bercermin depan kacamu yang retak tak karuan itu. Dan kamu pasti akan melihat orang paling menyedihkan sedunia.Dan sekarang ambil stabilomu, lalu garis bawahi ini, kamu seperti tikus got yang mati terlindas beca Mang Ma'un yang karatan itu. Lalu bangkainya teronggok diantara sampah busuk kota mati.Tapi bersyukurlah, karena cacian untukmu hari ini dicukupkan sekian saja.Hidungku sudah tidak tahan dengan bau anyirmu.

By: Martina
Bandung,September 2, 2009 at 10.38
Tercipta saat kata2 berlarian mengejar makna.........

No comments:

Post a Comment